Published On:Selasa, 30 Juli 2013
Posted by infosukabumi
Indonesia Negara Pembelajar Bahasa Jepang Terbanyak Kedua
"Saat ini, berdasarkan data terbaru tahun 2012 Indonesia merupakan negara dengan jumlah pembelajar Bahasa Jepang terbesar kedua di dunia, di bawah China," kata Direktur Jenderal JF Jakarta, Tadashi Ogawa saat ditemui di
Jakarta, Selasa.
Menurut data yang dipaparkan Ogawa, Indonesia menempati jumlah pembelajar kedua berada di bawah China dengan 1.046.490 orang yang mempelajari Bahasa Jepang. Kemudian Indonesia berada di bawah Korea Selatan, yang sebelumnya menempati peringkat pertama, dengan 840.147 orang pembelajar Bahasa Jepang.
"Ada peningkatan sebesar 21 persen dibandingkan pendataan tiga tahunan
sebelumnya atau pada 2009," ujar Ogawa.
Pada data 2009 jumlah pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia mencapai 716.353 orang.
Ogawa meyakini bahwa kesempatan untuk belajar di Negeri Sakura merupakan salah satu alasan terbesar bagi warga Indonesia untuk mempelajari Bahasa Jepang.
Selain itu, ia juga menyebutkan alasan budaya untuk lebih memahami karya-karya sastra, sejarah, termasuk budaya populer seperti "manga" dan "anime" turut mendorong besarnya minat warga Indonesia mempelajari Bahasa Jepang.
"Terlepas dari itu, ada tren menarik akibat kurikulum pendidikan di Indonesia yang menawarkan atau bahkan mengharuskan Bahasa Jepang sebagai mata pelajaran bahasa asing kedua setelah Bahasa Inggris," ujar Ogawa.
"Semenjak 2006 terus meningkat, dan pembelajar Bahasa Jepang umumnya masih duduk di tingkat pendidikan menengah. Jumlah kalangan mereka terus meningkat," katanya menambahkan.
Pada data hasil angket 2012 ditemukan sebanyak 835.938 pelajar tingkat pendidikan menengah yang mempelajari Bahasa Jepang.
JF, sebagaimana diakui Ogawa, berharap terus berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan warga Indonesia berbahasa Jepang dengan menyediakan pelatihan guru dan buku-buku ajaran.
"Sekali lagi, kesempatan untuk bekerja di Jepang boleh jadi merupakan salah satu faktor utama yang dapat dipetik para pembelajar Bahasa Jepang," ujar dia.
(Antara)
