Jakarta, 21/8 - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) berupaya menghidupkan kembali seni wayang kulit Pelembang, Sumatera Selatan, dan khas suku Banjar, Kalimantan Selatan, dengan menduplikasi atau merehabilitasi sesuai jenis aslinya agar bisa dilestarikan.

"Seni wayang dari kedua daerah tersebut hampir punah, kemudian kami hidupkan kembali. Wayang yang sudah rusak kami buat baru dengan menduplikasinya," ujar Ketua Pepadi Ekotjipto di Jakarta, Rabu.

Eko mengatakan, selain menduplikasi wayang yang rusak, pihaknya juga membuat gamelan baru, yaitu alat musik pengiring pertunjukan wayang, dengan disesuaikan perangkat aslinya.

Pihaknya juga melatih para seniman unuk kedua jenis seni pewayangan tersebut, baik khas Palembang maupun Banjar, agar dapat mengiringi pementasannya.

Menurut Eko, butuh dana sekitar Rp100 juta hingga Rp200 juta untuk membangkitkan kembali satu jenis seni wayang yang hampir punah dengan menduplikasi bentuk wayang, alat musik dan mempersiapkan para senimannya.

"Wayang palembang itu kami rehabilitasi sejak 2007. Sekarang sudah hidup lagi. Penontonnya juga lumayan. Wayang itu yang penting harus sering dipentaskan, karena kalau tidak ya tidak tersosialisasi," ujarnya.

Eko mengemukakan, pada dasarnya Indonesia memiliki tidak kurang dari 100 jenis wayang, namun 75 di antaranya sudah punah karena kehilangan penonton, seperti Wayang Suket dari Jawa Tengah dan Wayang Songsong dari Lamongan.

Saat ini, lanjut Eko, tinggal 25 jenis wayang yang masih dapat dinikmati pertunjukannya di Indonesia, seperti Wayang Purwa Jawa, Wayang Golek Sunda dan Wayang Parwa Bali.

Eko menambahkan, ke-25 jenis wayang tersebutlah yang telah diakui UNESCO sebagai Pusaka Budaya Dunia non Benda (World Intangible Heritage) dan perlu dipertahankan eksistensinya.


(Antara)

About the Author

By infosukabumi on 03.26. Filed under Nasional , ragam . Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response